Setelah hibernasi nyaris sebulan, now I'm back...!! :D
Ada banyak cerita yang pengen gue sharing, tapi ngantri yak! Sebiji per sebiji bakal gue gelontorin di blog ini. Eaaa...!
Okeh, yang dapet jatah pertama bakal gue bagi selewat fase hibernasi adalah kisah titik balik gue setelah hidup di dunia selama 26 tahun ini. Sebuah titik balik di hidup gue di mana pada akhirnya gue memutuskan untuk berhijab...
Yup, hijab! Kaget? Elo adalah orang kesekian yang kaget denger gue akhirnya mutusin berhijab! Bahkan diri gue sendiri pun kaget gue berhijab! Nyahahaha! Tapi setelah kagetnya selesai, jangan lupa ucap hamdallah, ya! :D
Tepat di hari ketujuh di bulan Syawal tahun ini, gue pertama kali memutuskan berhijab. Mungkin ini yang namanya hidayah. Tanpa persiapan apapun. Bahkan sehari sebelumnya gue masih bergentayangan di mall dengan rambut terurai dan rok yang masih pamerin kaki gue. Tapi keesokan harinya, gue tetiba mantap pergi kondangan dengan hijab bertengger di kepala gue--alhamdulillah--sampe detik ini.
Sedikit berbagi, beberapa hari belakangan sebelum gue akhirnya memutuskan berhijab, gue merasa ada 'seseorang' yang selalu berbisik, "hijab... ayo hijab...". Dan bisikan itu semakin hari semakin kuat. Kalau dibayangin lagi sih malah jadi parno, ya? Berasa schizofrenia yang denger suara-suara gaib yang entah dari mana gitu. Wkwkwk. Tapi seriusan ini nyata. Gue juga mendadak jadi demen banget merhatiin cewek-cewek yang pake hijab di jalanan. Gue teliti gimana hijab mereka, cara mereka berhijab, nyamankah mereka, gerahkah mereka, endebreh endebrah. Saat itu gue sempet tanya ke Pipi, gimana kalau gue berhijab. He said okay--pastinya dia dukung banget. Tapi karena setannya masih kuat banget, akhirnya gue kembali cuek dan belum juga berhijab. Hehe.
And then... something happened. Ada suatu hal yang pada akhirnya menyadarkan gue di satu titik kalau ternyata selama ini Allah beneran menggiring gue untuk berhijab. Dan so stupid kalau gue acuhkan itu (lagi). Setelah sharing dengan seorang sahabat yang udah lebih dulu berhijab, gue makin yakin bahwa mungkin emang beginilah jalan hidayah yang Allah gariskan buat gue untuk berhijab dan menjadi muslimah sebenernya. Dan keputusan ini adalah keputusan yang tepat. Gue jauuuuhhh merasakan kenyamanan dalam diri setelah berhijab. In shaa Allah. And you know what? Pake hijab ternyata nggak segerah yang gue bayangin. Justru sebaliknya. Adem, itu yang gue rasa.
But hey guys, lemme tell you! Untuk cewek yang selama 26 tahun nggak pernah berhijab dan doyan keluyuran pake celana pendek, terus mendadak... tweew... pengen menutup aurat dengan hijab... ternyata bukan perkara yang mudah! Di minggu-minggu awal, godaan setan masih kuat banget! Maju-mundur niat untuk pake hijab. Bahkan kadang suka bengong pelototin isi lemari yang nggak bakalan bisa dipake jalan ke luar sebebas dulu lagi. Celana-celana pendek itu, dress mini itu, baju lengan pendek itu... haaah... beraaaat, cing!
Well, yang gue tau, bagi muslimah hijab bukan pilihan tapi kewajiban. Itulah yang kembali memantapkan niat gue. Apalagi gue udah bersuami. Hijab bukan hanya menjaga kehormatan diri sendiri, tapi juga suami, tho? Proses gue berhijab pun dimuluskan. Suami, keluarga, dan para sahabat, semua memberi support dan bilang kalau gue lebih cocok berhijab. Satu hal yang gue inget dari ucapan sahabat gue, "kalau mau nunggu mantep, sampe mati pun elo nggak bakal pernah mantep pake hijab. Pake aja dulu. Kemantapan hati bakal mengikuti."
Gue emang belum lama berhijab. Gue masih belajar dan masih butuh banyak bimbingan untuk sampe ke tahap total syar'i. Tapi harapan untuk selalu istiqomah dan jangan sampe hidayah ini dicabut, selalu gue minta sama Allah. Dan pastinya, semoga proses menghijabkan lahir ini akan menghijabkan batin juga. Aamiin. :)
Dan inilah penampilan baru gue dengan hijab. Fotonya gue comot mentah dari instagram. :p
Ada banyak cerita yang pengen gue sharing, tapi ngantri yak! Sebiji per sebiji bakal gue gelontorin di blog ini. Eaaa...!
Okeh, yang dapet jatah pertama bakal gue bagi selewat fase hibernasi adalah kisah titik balik gue setelah hidup di dunia selama 26 tahun ini. Sebuah titik balik di hidup gue di mana pada akhirnya gue memutuskan untuk berhijab...
Yup, hijab! Kaget? Elo adalah orang kesekian yang kaget denger gue akhirnya mutusin berhijab! Bahkan diri gue sendiri pun kaget gue berhijab! Nyahahaha! Tapi setelah kagetnya selesai, jangan lupa ucap hamdallah, ya! :D
Tepat di hari ketujuh di bulan Syawal tahun ini, gue pertama kali memutuskan berhijab. Mungkin ini yang namanya hidayah. Tanpa persiapan apapun. Bahkan sehari sebelumnya gue masih bergentayangan di mall dengan rambut terurai dan rok yang masih pamerin kaki gue. Tapi keesokan harinya, gue tetiba mantap pergi kondangan dengan hijab bertengger di kepala gue--alhamdulillah--sampe detik ini.
Sedikit berbagi, beberapa hari belakangan sebelum gue akhirnya memutuskan berhijab, gue merasa ada 'seseorang' yang selalu berbisik, "hijab... ayo hijab...". Dan bisikan itu semakin hari semakin kuat. Kalau dibayangin lagi sih malah jadi parno, ya? Berasa schizofrenia yang denger suara-suara gaib yang entah dari mana gitu. Wkwkwk. Tapi seriusan ini nyata. Gue juga mendadak jadi demen banget merhatiin cewek-cewek yang pake hijab di jalanan. Gue teliti gimana hijab mereka, cara mereka berhijab, nyamankah mereka, gerahkah mereka, endebreh endebrah. Saat itu gue sempet tanya ke Pipi, gimana kalau gue berhijab. He said okay--pastinya dia dukung banget. Tapi karena setannya masih kuat banget, akhirnya gue kembali cuek dan belum juga berhijab. Hehe.
And then... something happened. Ada suatu hal yang pada akhirnya menyadarkan gue di satu titik kalau ternyata selama ini Allah beneran menggiring gue untuk berhijab. Dan so stupid kalau gue acuhkan itu (lagi). Setelah sharing dengan seorang sahabat yang udah lebih dulu berhijab, gue makin yakin bahwa mungkin emang beginilah jalan hidayah yang Allah gariskan buat gue untuk berhijab dan menjadi muslimah sebenernya. Dan keputusan ini adalah keputusan yang tepat. Gue jauuuuhhh merasakan kenyamanan dalam diri setelah berhijab. In shaa Allah. And you know what? Pake hijab ternyata nggak segerah yang gue bayangin. Justru sebaliknya. Adem, itu yang gue rasa.
But hey guys, lemme tell you! Untuk cewek yang selama 26 tahun nggak pernah berhijab dan doyan keluyuran pake celana pendek, terus mendadak... tweew... pengen menutup aurat dengan hijab... ternyata bukan perkara yang mudah! Di minggu-minggu awal, godaan setan masih kuat banget! Maju-mundur niat untuk pake hijab. Bahkan kadang suka bengong pelototin isi lemari yang nggak bakalan bisa dipake jalan ke luar sebebas dulu lagi. Celana-celana pendek itu, dress mini itu, baju lengan pendek itu... haaah... beraaaat, cing!
Well, yang gue tau, bagi muslimah hijab bukan pilihan tapi kewajiban. Itulah yang kembali memantapkan niat gue. Apalagi gue udah bersuami. Hijab bukan hanya menjaga kehormatan diri sendiri, tapi juga suami, tho? Proses gue berhijab pun dimuluskan. Suami, keluarga, dan para sahabat, semua memberi support dan bilang kalau gue lebih cocok berhijab. Satu hal yang gue inget dari ucapan sahabat gue, "kalau mau nunggu mantep, sampe mati pun elo nggak bakal pernah mantep pake hijab. Pake aja dulu. Kemantapan hati bakal mengikuti."
Gue emang belum lama berhijab. Gue masih belajar dan masih butuh banyak bimbingan untuk sampe ke tahap total syar'i. Tapi harapan untuk selalu istiqomah dan jangan sampe hidayah ini dicabut, selalu gue minta sama Allah. Dan pastinya, semoga proses menghijabkan lahir ini akan menghijabkan batin juga. Aamiin. :)
Dan inilah penampilan baru gue dengan hijab. Fotonya gue comot mentah dari instagram. :p
Udahan melototinnya! Nanti elo jatuh cinta sama gue! Nyahahaha! *ngakak koprol*
Oh, and the last, posting ini hanya sekedar berbagi pengalaman gue tanpa ada niatan lain. Please don't judge. Thanks for reading! ^_^