Selasa, 14 November 2017

Facebook 'Sehat' tanpa Hapus Pertemanan dan Blokir

Idiih... apaan lah yang katanya pengen lebih fokus dan konsisten nulis blog sejak resign terus jadi mompreneur? Tipu, deeeh! *nunjuk idung sendiri*

Yaa maaf yaaa... ternyata untuk bisa posting cem-macem di blog itu butuh niat tulus konsisten setaraf dewa. Apalagi kalau mood macem tali kolor yang kadang kenceng kadang kendor. Hadeeh... sekali lagi maafin eike yang hanya seoonggok upil di bawah meja ini. Belum bisa komit buat rajin posting blog kayak mamak-mamak blogger heits lainnya. *tutupin muka pake kresek*

Tapi berhubung sekarang si obos gemes lagi bobok siang ganteng, mamaknya ini bisa curi waktu buat beberes sawang di blog. Walau tetep aja ya tulisannya cuma ala kadarnya gini. Hihihi.

Eniwei, sebagai mamak-mamak zaman now, apalagi punya usaha kecil-kecilan yang media promonya via online, keseharian gue otomatis nggak bisa lepas dari yang namanya internet dan medsos. Hampir tiap hari sih kayaknya gue buka medsos, walau nggak mesti selalu posting, upload, atau bikin status. Gue kan gabung di beberapa grup dan komunitas para pengrajin mahar dan seserahan kayak gue juga. Jadi tiap buka medsos, demen aja cari ide atau inspirasi di situ. Lain waktu juga suka iseng cari resep masakan atau home decor. Maklum mamak-mamak. Ihiks! Tapii... nggak jarang juga medsos itu bikin gue jadi kepoer. Iyee... intip-intip status atau foto terbaru para 'tetangga' di medsos, terus akhirnya berujung dengan baper. Nyahaha!

Ah... yang terakhir ini hina-dina banget, deh! Syumpeh! Pernah malah bapernya berkepanjangan sampe beberapa season gitu. Udah kayak drama Korea aja. -.-

Tapiii... alhamdulillah itu dulu, buibu! Sekarang sih udah nggak gampang baperan lagi kayak dulu. Lebih nyantai. Lebih slow. Lebih adem. Buka medsos sekarang bener-bener lebih banyak untuk sharing dan mencari inspirasi dan informasi dari berbagai sumber. Emm... kadang masih suka pasang status curcol, sih... tapi nggak sehebring dulu. Dan pastinya medsos gue sekarang lebih fokus untuk promo usaha gue lah, ya! Hihiy! Yaah... intinya sih medsos gue isinya sekarang lebih 'sehat'.

Sehat? Lha emang kenapa gitu dengan medsos gue dulu? Banyak kuman gitu?

No no no... bukan kuman dalam arti yang sebenernya which is printilan kecil-kecil yang cuma bisa dipelototin pake mikroskop gitu. Kuman di sini... ya 'kuman'. Walau sama-sama bisa bikin sakit. Sakit hati. Sakit kepala. Sakit jiwa.

Pernah nggak kamu lagi buka medsos kayak pesbuk misalnya, terus sesosok makhluk yang nggak kamu harepin tetiba nongol out of nowhere terus tau-tau nge-add akun kamu? Dan karena kamu nggak enakan hati, ya udah aja kamu approve. Tapi etapi, status-status si makhluk itu bikin spam aja di beranda pesbuk kamu. Segala status nyindir lah. Status pamer lah. Pokoknya bikin sakit mata kalau bacanya. Abis itu kamu kezel sendiri. Ngerasa yang disindir si makhluk adalah kamu dan jijay bajay sama segala pamer-pamernya dia. Terus ujungnya berakhir dengan baper beberapa season.

Pernah????

Gue? Pernah. Pake banget. Tapi ya ituuu... walau status-statusnya bikin gerah, tetep aja nggak bisa main hapus pertemanan apalagi blokir.

Idiih... kenapa? Kalau nggak suka dan ganggu mah hapus aja pertemanannya. Kalau perlu blokir sekalian. Itu kan medsos kita. Hak kita pilih-pilih friendlist.

Betul betul betul! Tapiii... nggak berlaku buat gue. Kalau gue main hapus pertemanan dan blokir, bakal mempengaruhi hubungan gue dengan si makhluk dan orang-orang di sekitar kita di dunia nyata.

Lha... apa hubungannya? Medsos kan dunia maya. Nggak ada hubungannya dengan dunia nyata.

Ih... siapa bilang? Kita hidup di zaman di mana medsos udah jadi tren baru untuk bersosialisasi sehari-hari. Kalau kamu cermati, apapun yang kita posting di medsos, pasti bakal ngefek ke kehidupan nyata kita sehari-hari. Contoh, kamu nulis hoax atau jelek-jelekin seseorang di medsos, terus viral dan di-bully netizen. Apa kamu pikir kehidupan kamu di dunia nyata masih damai sentosa kayak sebelum tulisan kamu itu viral? Malah sampe ada yang tercyduk segala gegara katanya melanggar UU ITE. Banyak kan kasus kayak gini. Hayooo...

Nah kalau gue, misal gue hapus pertemanan atau blokir, itu si makhluk kan punya mulut, ya? Nah kalau tuh mulut toak ke mana-mana, terus bikin fitnah dan hasut sana-sini kayak yang udah-udah, pegimane? (Iya, dulu udah pernah blokir-blokiran sama dia terus kasusnya jadi ribet) Nanti dikira gue lah yang mutus silaturahmi. Gue lah yang begini. Gue lah yang begono. Panjang deh urusannya. I know exactly tuh orang gimana sifatnya dan nggak penting juga aib dia gue cecerin di sini. Intinya sih... tetep aja gue yang bakal dicap jelek kalau sampe pertemanannya gue hapus atau blokir. Tapi kalau gue pura-pura gila nggak baca status-statusnya yang selalu nyepam itu... hadeeh... bikin koreng hati aja.

Tapiii... alhamdulillah-nya si Om Mark baek banget bikin fitur di pesbuk yang bisa bikin gue nggak perlu hapus pertemanan atau blokir, tapi di saat bersamaan juga gue nggak perlu lagi sakit mata gegara status-status lucknut.

"Berhenti Mengikuti Kiriman". Iyee... gue cinta bingits sama fitur ini! Tinggal pilih akun target, terus klik tombol "Berhenti Mengikuti", dan sayonara sama postingan akun 'kuman'! Walau di friendlist kita masih temenan, tapi beranda gue bisa steril dari segala postingan dia yang nggak pengen gue liat. Matur suwun yo, Om Mark! :D

Step 1. Pilih akun target. Klik tombol "Mengikuti".

Step 2. Muncul beberapa option. Pilih "Berhenti Mengikuti". All done.

Iya... iya... fitur ini mah dari zaman dinosaurus bocah sih udah pada tau, ya? Basi. Tapi jujur aja, sejak awal gue kenal pesbuk dari zaman kuliahan, gue selalu ambil jalan pintas aja kalau mau cut friendlist. Hapus pertemanan atau blokir. Habis perkara. Baru sekitar beberapa tahun belakangan aja gue manfaatin fitur ini. Bisa dibilang ini 'main belakang', ya. Jadi kita bisa sterilin beranda kita dari segala postingan akun 'kuman' tanpa sepengetahuan yang bersangkutan. Hihi. Dan sekarang gue sering klik tombol ini untuk akun-akun lain yang gue rasa perlu ikut 'disteril'. :p

Eh... eh... tapi kalau cuma postingannya aja yang nggak nongol di beranda, sementara kita masih temenan sama dia di pesbuk, berarti dia masih bisa kepoin segala postingan kita, dong? Ya iya, dong! Kecuali kamu atur siapa aja yang bisa liat postingan kamu. Kalau gue sih gue biarin aja. Dia gantian kepoin postingan kita, dia gantian baper sama postingan kita... yaaa itu sih urusan dia, ya! Di sini kan yang penting kita nggak liat lagi postingan dia. Kita bisa kurang-kurangin dosa penyakit hati kita gegara postingan dia tanpa mutus silaturahmi pertemanan di pesbuk (dan menghindari urusan yang lebih panjang bin ribet di dunia nyata pastinya). Selebihnya sih... ya urusan dia lah! :D

Yup... gitu deh, buibu! Sedikit demi sedikit, beranda pesbuk gue jadi lebih 'sehat'. Sekarang, gue malah males banget kepoin mereka yang udah gue 'steril'. Karena bagi gue, saat gue mutusin 'steril' mereka di pesbuk gue, maka saat itu juga gue udah anggep mereka nggak penting di hidup gue. Uhuks! Sama kayak tubuh kita, medsos juga perlu detoksifikasi biar lebih 'sehat'. Surround yourself with positive people and you'll be a positive person. Bener apa bener? ;)

Eits, postingan kali ini emang berbau curcol rada nyinyir. Maaf lahir-batin, ya! Kentut kan emang perlu dihempas dengan manja biar nggak jadi penyakit. Hihihi.
 

Blog Template by BloggerCandy.com

Full Edited by lovelyshironeko.blogspot.com